Daftar Isi:
  • Pengendalian terhadap nyamuk Culex quinquefasciatus sebagai vektor filariasis dapat dengan menurunkan jumlah populasi nyamuk dewasa atau dengan memutus siklus hidupnya menggunakan larvisida sintetis. Penggunaan larvisida sintetis secara terus menerus dapat menimbulkan dampak yang merugikan, sehingga perlu dilakukan penelitian penggunaan bahan alami yang mempunyai kemampuan larvisida, salah satunya adalah cabai rawit (Capsicum frutescens L.). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek larvisida ekstrak etanol cabai rawit (EECR) terhadap Culex. Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan, dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif. Efek larvisida EECR terhadap Culex menggunakan dosis EECR 3.6 %, 7.2 %, 14.4 % dan 28.8 %, sebagai kontrol CMC 1% dan pembanding Temephos 0.01%. Data yang diukur jumlah larva mati setelah pengamatan 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, apabila terdapat perbedaan dilanjutkan uji Tukey HSD, dengan α=0.05. Hasil penelitian rerata jumlah larva mati pada kelompok yang diberi EECR 3.6 % (2.88), 7.2 % (3.20), 14.4 % (3.35) dan 28.8 % (3.38) berbeda sangat signifikan (p=.000) dengan kelompok kontrol (CMC 1%). Potensi larvisida EECR 3.6 % (2.88), 7.2 % (3.20), dan 14.4 % (3.35) lebih lemah (p=.000) dari Temephos (3.43), sedangkan potensi larvisida EECR 28.8 % (3.38) setara dengan Temephos (p=0.064). Simpulan penelitian ini adalah EECR berefek larvisida terhadap Culex dengan potensi yang bervariasi.