Studi Deskriptif Mengenai Tipe Work-Life Balance pada Wiraswastawan dalam Bidang Bahan Bangunan di Kecamatan "X" Kota Bandung yang Sudah Menikah
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai tipe work-life balance pada wiraswastawan dalam bidang bahan bangunan di kecamatan “X” kota Bandung yang sudah menikah. Responden dalam penelitian ini adalah wiraswastawan dalam bidang bahan bangunan di kecamatan “X” kota Bandung yang sudah menikah sebanyak 38 orang yang dijaring dengan menggunakan teknik accidental sampling. Untuk mengukur tipe work-life balance pada wiraswastawan dalam bidang bahan bangunan di kecamatan “X” kota Bandung yang sudah menikah digunakan alat ukur workfamily enrichment oleh Greenhaus yang dikembangkan oleh Dawn S. Carlson (2006) dan work-family conflict oleh Grzywacz dan Carlson (2007), yang kemudian dimodifikasi oleh Indah Soca Kuntari M. Psi., Psikolog. Berdasarkan uji validitas dengan menggunakan rumus pearson dan reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, diperoleh 12 item yang valid dari kuesioner work-family enrichment dengan nilai antara 0.216-0.688 dan reliabilitas 0.830. Sedangkan untuk kuesioner work-family conflict terdapat 17 item yang valid dengan nilai antara 0.294-0.811 dan reliabilitasnya 0.828. Hasil dari kedua alat ukur tersebut kemudian dikombinasikan sehingga didapatkan 4 tipologi yaitu beneficial, harmful, active dan passive work-life balance. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini menyatakan bahwa tipe work-life balance yang paling dominan pada wiraswastawan dalam bidang bahan bangunan di kecamatan “X” kota Bandung yang sudah menikah adalah tipe beneficial balance sebesar 86,8%. Artinya bahwa wiraswastawan dalam bidang bahan bangunan di kecamatan “X” kota Bandung yang sudah menikah, mendapatkan pengalaman enhancement yang tinggi dari peran-peran yang dijalankan pada domain pekerjaan dan domain keluarga, sedangkan mereka mengalami conflict yang rendah dari peran-peran yang dijalankan pada domain pekerjaan dan domain keluarga. Peneliti mengajukan saran kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan melibatkan data penunjang yang lebih bervariasi dan mendalam agar dapat melihat keterkaitannya dengan tipe work-life balance, sehingga dapat menjadi acuan dalam menentukan faktor-faktor yang memengaruhi penggolongan tipe.