Daftar Isi:
  • Pada masa dewasa awal individu dihadapkan pada tugas-tugas perkembangan yang baru diantaranya mencari nafkah, memilih pekerjaan dan berkembang dalam sebuah karir. Penelitian ini menggunakan Teori Orientasi Masa Depan Bidang Pekerjaan (Nurmi, 1989) untuk mengetahui gambaran orientasi masa depan bidang pekerjaan pada anggota penyandang tunadaksa di Komunitas Bandung Independent Living Center (BILiC). Terdapat 30 anggota penyandang tunadaksa di Komunitas BILiC berada pada usia dewasa awal (25-35 tahun) yang mengalami kelainan sistem otot dan rangka (orthopedically handicapped) berpartisipasi dalam penelitian ini dipilih berdasarkan teknik purposive sampling. Setiap partisipan melengkapi kuesioner orientasi masa depan bidang pekerjaan yang terdiri dari 18 item dan data penunjang yang merupakan faktor yang mempengaruhi orientasi masa depan bidang pekerjaan sebanyak 6 item. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yaitu dengan menghitung distribusi frekuensi dari kriteria penilaian perhitungan median kelompok sehingga didapatkan kategori sebagai berikut: < 20 motivasi lemah; ≥ 20 motivasi kuat; < 20 perencanaan tidak terarah; ≥ 20 perencanaan terarah; < 22 evaluasi tidak akurat; ≥22 evaluasi akurat. Orientasi masa depan bidang pekerjaan jelas apabila memenuhi kriteria: motivasi kuat, perencanaan terarah dan evaluasi akurat. Kesimpulan yang diperoleh adalah lebih dari setengahnya yaitu 16 orang (53,33%) memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang tidak jelas dan sebanyak 14 orang (46,67%) memiliki orientasi masa depan bidang pekerjaan yang jelas. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan diskusi mengenai program kegiatan dalam bidang pekerjaan yang diadakan oleh Komunitas BILiC pada anggotanya yang menyandang tunadaksa untuk meningkatkan orientasi masa depan bidang pekerjaan yang lebih jelas.