Daftar Isi:
  • Kemampuan kognitif remaja yang mulai mampu berpikir abstrak memungkinkannya untuk membangun hubungan pribadi dengan Tuhan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran model Attachment to God siswa SMA “X” kota Bandung kelas X dan XI Reguler Tahun Ajaran 2014-2015 dengan menggunakan teori Attachment to God (Kirkpatrick, 2005). Responden berjumlah 129 siswa yang diperoleh dengan menggunakan teknik simple random sampling. Kuesioner yang dipakai adalah Attachment to God Inventory terdiri dari 26 item, bahasa dalam kuesioner telah peneliti modifikasi menyesuaikan bahasa yang dapat dipahami siswa SMA. Validitas item berkisar 0,4 - 0,71. Reliabilitas item dimensi anxiety about abandonment adalah 0,79 dan item dimensi avoidance af intimacy adalah 0,85. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model attachment to God siswa SMA “X” menyebar; persentase paling tinggi adalah model fearful attachment to God yang kedua secure attachment to God, kedua model attachment to God tersebut memiliki persentase yang hampir sama. Urutan ketiga adalah model preoccupied God lalu dismissing attachment to God, persentase antara kedua model attachment to God ini juga hampir berimbang. Simpulannya adalah teman sebaya yang secure dengan Tuhan dan keteladanan orang tua merupakan faktor penting yang dapat mendorong siswa untuk membangun hubungan yang intim dengan Tuhan baik di sekolah maupun dalam situasi sulit. Siswa disarankan untuk membangun pertemanan yang mendorong siswa dekat dengan Tuhan, antusias mengikuti kegiatan kerohanian sekolah dan bagi orang tua memberikan teladan rohani bagi siswa. Saran teoretik yang dapat diajukan yakni melakukan penelitian dengan gabungan metode kuantitatif- kualitatif serta penelitian kontribusi mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan model attachment to God pada remaja.