Daftar Isi:
  • Minyak rosmarini merupakan minyak atsiri yang banyak digunakan dalam sediaan topikal, dalam penggunaannya dioleskan pada kulit secara terus menerus dapat menimbulkan efek teurapeutik dan efek toksik, oleh karena itu diperlukan uji toksisitas. Tujuan penelitian untuk mengetahui keamanan penggunaan minyak rosmarini (MR) secara topikal. Desain penelitian ini eksperimental laboratorik in vivo, menggunakan 30 ekor tikus betina yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan (n=5). Kelompok perlakuan I, II, III, IV dan V berturut-turut diberi MR dosis 50mg/kgBB, 200mg/kgBB, 1000mg/kgBB, 2000mg/kgBB dan 4000mg/kgBB, kelompok VI (kontrol negatif) diberi minyak zaitun. Pemaparan minyak rosmarini setiap hari selama 28 hari kemudian dilakukan pemeriksaan hematologi dan biokimiawi pada hari terakhir. Data yang diukur dari parameter hematologi meliputi jumlah trombosit, leukosit, nilai LED, dan parameter biokimiawi meliputi konsentrasi ureum, kreatinin, ALT dan AST. Analisis data menggunakan ANAVA, α = 0,05, kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05 menggunakan program SPSS. Hasil penelitian didapatkan perbedaan yang tidak bermakna dari jumlah trombosit (p=0,06), jumlah leukosit (p=0,07), nilai LED (p=0,45), kadar ALT (p=0,93), kadar ureum (p=0,401), kadar kreatinin (p=0,630), sedangkan hasil konsentrasi AST didapatkan perbedaan yang bermakna (p=0,001), terutama pada kelompok perlakuan dosis V (4000mg/kgBB) memengaruhi konsentrasi AST. Simpulan pemaparan minyak rosmarini dalam jangka waktu 28 hari tidak bersifat toksik terhadap jumlah trombosit, leukosit, nilai LED, konsentrasi ALT, ureum dan kreatinin, namun memengaruhi konsentrasi AST jika digunakan pada dosis besar.