Daftar Isi:
  • Minyak rosmarini banyak digunakan dalam bidang farmasi terutama dalam bentuk sediaan obat topikal, maka perlu dilakukan uji toksisitas subkronis pada kulit dengan melakukan penelitian pada pemeriksaan histopatologi kulit. Tujuan penelitian untuk mengetahui batas keamanan minyak rosmarini. Parameter yang digunakan meliputi penebalan epidermis, terdapat jarak antara epidermis-dermis, penambahan jumlah sel radang pada kulit, pengurangan jumlah folikel rambut sehat pada kulit, dan berkurangnya otot polos pada kulit. Metode penelitian ini merupakan penelitian analitik eksperimental in vivo pada hewan coba. Analisis data menggunakan nonparametrik dengan Kruskall Wallis dilanjutkan dengan uji Mann Whitney,  = 0,05. Sebanyak 30 tikus putih betina pada bagian dorsum, dipaparkan minyak rosmarini dengan 5 tingkatan dosis yang berbeda sedangkan minyak zaitun digunakan sebagai kontrol negatif. Hal ini dilakukan setiap hari dengan waktu yang sama selama 28 hari. Pada hari terakhir, kulit bagian dorsum tikus diambil dan dibuat preparat histopatologinya lalu diamati di bawah mikroskop. Pada pengamatan histopatologi kulit tikus didapatkan bahwa pemaparan minyak rosmarini subkronis 28 hari tidak menyebabkan perubahan seperti ketebalan epidermis, jarak antara epidermis-dermis, pengurangan folikel rambut sehat serta otot polos kulit. Namun didapatkan bertambahnya jumlah sel radang kulit. Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan minyak rosmarini subkronis 28 hari secara topikal aman untuk digunakan.