Aktivitas Antijamur Air Perasan Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia galanga var.rubrum) Terhadap Candida albicans Secara In Vitro
Daftar Isi:
- Kandidiasis oral, seringkali disebabkan oleh Candida albicans, merupakan salah satu infeksi jamur yang sering dialami masyarakat Indonesia. Obat antikandidiasis yang tersedia saat ini memiliki berbagai efek samping dan harganya relatif mahal. Maka, sebagai alternatif digunakan tanaman obat seperti lengkuas merah yang diduga memiliki aktivitas antijamur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur air perasan rimpang lengkuas merah (APRLM) terhadap jamur Candida albicans dengan melihat adanya zona inhibisi yang terbentuk. Data diperoleh dengan cara mengukur diameter zona inhibisi mutlak dalam milimete(mm). Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental laboratorik dan deskriptif. Masing – masing cakram netral steril dicelupkan dalam berbagai konsentrasi APRLM (100%, 50%, 25%), lalu diletakkan pada medium Sabouraud’s Dextrose Agar yang telah diinokulasi suspensi Candida albicans dengan metode spread plate. Semua medium tersebut kemudian disimpan dalam suhu ruang (±25 °C) selama 18 – 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan terbentuknya zona inhibisi pada sekeliling cakram APRLM. Rata – rata diameter zona inhibisi yang terbentuk pada konsentrasi 100% adalah sebesar 11,06 mm; 50% sebesar 8,91 mm; 25% sebesar 7,73 mm; dan kontrol positif nistatin sebesar 22,53 mm. Berdasarkan kriteria pembacaan tes sensitivitas antimikroba nistatin, diameter zona inhibisi pada berbagai konsentrasi cakram APRLM tergolong resisten. Kesimpulan penelitian ini adalah air perasan rimpang lengkuas merah (Alpinia galanga var. rubrum) dengan konsentrasi 25% masih memiliki aktivitas antijamur terhadap Candida albicans secara in vitro. Namun, bila dibandingkan dengan nistatin, sifat aktivitas antijamur yang dimiliki air perasan rimpang lengkuas merah adalah lemah.