Daftar Isi:
  • Di antara seluruh penyakit yang dibawa oleh vektor, malaria adalah yang paling mematikan karena kaitannya dengan produksi radikal bebas. Kasus malaria di daerah tropis seperti Indonesia masih tinggi dan resistensi klorokuin kerap ditemukan, maka penelitian untuk mencari pengobatan alternatif, salah satunya dengan buah merah (Pandanus conoideus Lam) yang mengandung kadar anti oksidan tinggi perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efek sari buah merah terhadap salah satu parameter infeksi malaria, yakni penurunan jumlah perdarahan dalam gambaran histopatologis otak. Metode penelitian ini adalah prospektif eksperimental sungguhan, bersifat komparatif, dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), menggunakan mencit jantan strain BALB/c yang diinokulasi Plasmodium berghei kemudian diberi berbagai dosis sari buah merah yaitu 0,1 ml; 0,2 ml; dan 0,4 ml/ mencit/ hari per oral, dan akuades sebagai kontrol. Pada hari ke tujuh jumlah perdarahan dalam sediaan histopatologi otak dihitung. Data dianalisis dengan menggunakan One way analysis of variance (ANOVA) dan Tukey HSD dengan tingkat kepercayaan =0,05. Hasil penelitian menunjukkan penurunan jumlah perdarahan yang signifikan (p≤0,05) antara dosis 0,2 ml/ mencit/ hari dibandingkan dengan kontrol Plasmodium. Dapat disimpulkan bahwa sari buah merah pada dosis 0,2 ml/ mencit/hari merupakan dosis optimal yang dapat mengurangi jumlah perdarahan pada otak mencit yang diinokulasi Plasmodium berghei.