Hubungan antara Pola Konsumsi Seng dengan Panjang Badan, Penghasilan dan Pendidikan Orang Tua pada Anak Usia 12-18 Bulan
Daftar Isi:
- Latar belakang: Malnutrisi, terutama stunting, cenderung meningkat sejak 2007 hingga 2013. UNICEF menyatakan bahwa satu dari tiga balita mengalami stunting. Seng telah terbukti membantu pertumbuhan panjang badan anak sejak penelitian pertama di Iran dan Mesir tiga dekade yang lalu. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara konsumsi seng dengan panjang badan balita usia 12 – 18 bulan dan pengaruh penghasilan dan pendidikan orang tua terhadap asupan seng pada anak usia bulan di RSIA Limijati dan Priangan Medical Center (PMC). Metodologi: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Subjek penelitian adalah anak usia 12 – 18 bulan di poliklinik anak RSIA Limijati dan PMC. Pola konsumsi seng didapatkan dari food record selama 3 hari, kemudian dikonversi menjadi miligram (mg) menggunakan National Nutrient Database for Standard Reference Release 27 yang dirilis oleh USDA. Panjang badan didapatkan dari rekam medik subjek penelitian, sedangkan, data status sosial-ekonomi dari kuesioner. Data kemudian dianalisis menggunakan korelasi. Hasil penelitian: Penelitian dilakukan pada 33 anak dan mengindikasikan hubungan korelasi yang kuat (Pearson’s Correlation=0,606) antara pola konsumsi seng dengan panjang badan subjek, signifikansi yang kuat untuk hubungan antara konsumsi seng dengan pendidikan ayah dan ibu (Pearson’s Correlation=0,571 & 0,441) dan tidak ditemukan korelasi untuk hubungan konsumsi seng dan penghasilan (Pearson’s Correlation=0158). Simpulan: Terdapat hubungan yang kuat antara jumlah konsumsi seng per hari dengan panjang badan anak usia 12 – 18 bulan di RSIA Limijati dan Priangan Medical Center. Jumlah konsumsi seng memiliki hubungan yang sedang terhadap pendidikan kedua orang tua, sedangkan dengan penghasilan tidak.