Daftar Isi:
  • Perencanaan produksi dan penyediaan bahan baku merupakan dua hal yang berkaitan. Berapa banyak bahan baku yang harus disediakan, ditentukan oleh berapa jumlah produk yang akan dibuat pada suatu periode tertentu. Adanya persediaan dalam suatu perusahaan merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri dan sulit untuk dihindarkan. Sistem persediaan sangat penting artinya bagi perusahaan, dimana persediaan yang berlebihan dapat menyebabkan meningkatnya biaya penyimpanan persediaan. Apabila terjadi kekurangan persediaan maka akibatnya adalah terganggunya proses produksi yang dapat menyebabkan tidak selesainya proses produksi tepat pada waktu yang telah direncanakan. Seperti halnya PT SUCACO Tbk yang proses produksinya ditujukan untuk melayani pesanan, juga mengalami masalah kelebihan bahan baku dibandingkan kebutuhan, hal ini disebabkan perusahaan hanya berusaha agar bahan baku selalu tersedia di gudang. PT SUCACO Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang menghasilkan berbagai jenis kawat enamel. Salah satu teknik analisis yang dapat digunakan untuk menangani masalah yang berkaitan dengan penyediaan bahan baku untuk produksi adalah Material Requirements Planning (MRP) system / sistem perencanaan kebutuhan material. Sistem ini digunakan untuk menghitung kebutuhan bahan baku yang bersifat dependent terhadap penyelesaian suatu produk akhir. Dengan sistem MRP, dapat diketahui jumlah dari setiap bahan baku yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk akhir di masa yang akan datang dan kapan bahan baku tersebut harus sudah tersedia di gudang, sehingga perusahaan dapat mengoptimumkan persediaan bahan baku yang diperlukan agar jumlah persediaan tidak terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu sedikit. Metode alternatif yang dapat digunakan oleh PT SUCACO Tbk untuk menyelesaikan permasalahannya adalah metode Lot for Lot (LFL) dan metode Fixed Period Requirement (FPR). Hasil penelitian menunjukkan apabila perusahaan menggunakan sistem MRP untuk mengendalikan persediaan bahan bakunya dengan metode alternatif terpilih yaitu metode FPR maka perusahaan dapat menekan total biaya persediaan bahan baku sebesar Rp 6.533.313.612,- dimana total biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan apabila perusahaan menggunakan kebijakannya sendiri adalah sebesar Rp 34.975.002.226,- sedangkan apabila perusahaan menerapkan sistem MRP dengan metode FPR adalah sebesar Rp 28.441.688.614,-