Daftar Isi:
  • Pengendalian nyamuk biasanya dilakukan secara kimiawi dengan menggunakan insektisida, yang mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan, sehingga perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan insektisida alami yang bersifat toksik terhadap serangga tetapi ramah lingkungan. Kulit jengkol merupakan limbah yang mengandung senyawa alkaloid, terpenoid, saponin, dan asam fenolat. Asam fenolat ini di dalamnya termasuk flavonoid dan tanin. Tujuan penelitian untuk mengetahui efek infusa kulit jengkol (IKJ) sebagai larvisida Aedes sp. Desain penelitian adalah eksperimental sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL) bersifat komparatif. Penelitian menggunakan berbagai konsentrasi IKJ terhadap larva Aedes sp. Data yang diukur adalah jumlah larva mati setelah pengamatan 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dan bila bermakna dilanjutkan dengan uji Tukey HSD α= 0,05. Hasil penelitian rerata larva mati kelompok II (IKJ 15%), III (IKJ 30%), IV (IKJ 60%), dan VI (Temephos 0.0001%) setelah 24 jam berturut-turut sebesar 0.83%, 22.50%, 55.83%, 95.83%, dan 99.17% berbeda sangat bermakna (p<0.01) dengan kelompok V (akuades) sebesar 0.00%. IKJ 60% setara dengan Temephos dan IKJ 30%. LD50 larvisida infusa kulit jengkol 24 jam adalah 29.59%. Kesimpulan : IKJ dosis 15%, 30%, 60% berefek larvisida terhadap Aedes sp.