Daftar Isi:
  • Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kematian balita di Indonesia. Survei morbiditas yang dilakukan oleh Subdit Diare, Departemen Kesehatan dari tahun 2000 s/d 2010 terlihat adanya kecenderungan insidensi yang meningkat dari tahun ketahun. Banyaknya efek samping dari penggunaan obat sintetis, masyarakat saat ini sebagian memilih untuk menggunakan obat obatan yang berasal dari tanaman obat karena dianggap lebih aman. Tujuan penelitian adalah mengetahui efek antidiare ekstrak etanol daun sambiloto (EEDS) pada mencit. Desain penelitian eksperimental laboratorik, menggunakan metode proteksi terhadap diare yang diinduksi Oleum ricini. Hewan coba mencit 25 ekor (n=5). Hewan kelompok I, II, III, IV, dan V berturut-turut diberi EEDS 400 mg/kgBB, 800 mg/kgBB, 1600 mg/kgBB, Carboxy Metyl Cellulose 1%, dan Loperamid 0,52 mg/kgBB. Data yang diukur adalah frekuensi defekasi, berat feses (mg), dan konsistensi feses. Frekuensi defekasi dan konsistensi feses menggunakan analisis dengan Uji Kruskal-wallis H kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Witney U, berat feses menggunakan uji ANAVA dilanjutkan uji Tukey HSD. Fekuensi defekasi kelompok I, II, dan III menunjukan pebedaan yang signifikan terhadap kontrol (p= 0,002). Berat feses kelompok I, dan II di bandingkan dengan kontrol berat (p=0,045; p= 0,13). dan kelompok III berbeda sangat bermakna (p=0,000). Konsistensi feses semua kelompok tidak menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kontrol (p>0,05). Simpulan, ekstrak etanol daun sambiloto berefek antidiare dengan menurunkan frekuensi defekasi dan berat feses dengan potensi setara Loperamid, tetapi tidak memperbaiki konsistensi feses.