Perbandingan Efek dan Potensi Antelmintik dari Sediaan Perasan, Infusa dan Ekstrak Daun Papaya (Carica papaya L.) terhadap Ascaris suum Betina Secara in Vitro
Daftar Isi:
- Indonesia merupakan negara tropis dengan prevalensi askariasis yang tinggi terutama terjadi pada anak-anak. Obat askariasis yang beredar mempunyai banyak efek samping dan harga yang relatif mahal sehingga pemanfaatan obat tradisional menjadi alternatif pengobatan askariasis, salah satunya menggunakan daun pepaya (Carica papaya L.). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perbandingan efek dan potensi antelmintik dari sediaan perasan daun pepaya (PDP), infusa daun pepaya (IDP) dan ekstrak daun pepaya (EDP) terhadap Ascaris suum betina secara in vitro. Penelitian ini bersifat eksperimental sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 600 ekor cacing Ascaris suum betina yang dibagi secara acak dalam lima kelompok (n=4) yaitu kelompok I (PDP 30%), II (IDP 18%), III (EDP 5%), IV (KN) dan V (KP). Data yang diukur adalah jumlah cacing paralisis/mati dengan analisis data persentase cacing paralisis/mati menggunakan ANAVA dilanjutkan uji Tukey HSD dengan α=0,05. Hasil penelitian dengan ANAVA, rerata jumlah cacing paralisis/mati dari data yang sudah ditransformasikan (log) pada kelompok I (1,51), II (1,51), III (1,84), IV (1,00) dan V (2,00) diperoleh p=0,000 yang menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna (p<0,01). Hasil uji Tukey HSD menunjukkan kelompok I dan II memiliki potensi yang lebih lemah, sedangkan kelompok III memiliki potensi yang setara (p>0,05) dengan pirantel pamoat. Simpulan, terdapat perbedaan efek dan potensi antelmintik dari sediaan PDP, IPD dan EDP terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.