Daftar Isi:
  • Dasar pemikiran yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah fasilitas hunian untuk lansia, karena kita ketahui panti jompo adalah salah satu tempat menampung atau merawat lansia, dan panti jompo adalah sebagai salah satu bentuk pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang telah berusia lanjut. Lansia adalah masa dimana manusia tidak dapat lagi memaksimalkan fungsi tubuhnya, dan banyak pula masalah lansia dilihat dari fisik, psikis, sosial dan lain-lain. Sudah tidak memiliki keluarga atau kerabat menyebabkan mereka tidak memiliki tempat untuk berlindung adalah salah satunya, menyebabkan mereka memilih panti jompo sebagai tempat berlindung, Salah satu sisi positif panti jompo adalah sebagai salah satu lembaga yang menampung lansia yang diterlantarkan. Pada dasarnya orang-orang yang sudah memasuki kategori lanjut usia membutuhkan fasilitas khusus untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan aktivitas sehari-hari. Lansia membutuhkan ruang yang dapat membuatnya merasa nyaman hingga menjadi fasilitas kegemaran lansia, untuk sekedar berbincang atau bersosialisasi. Ruang makan sebagai salah satu ruang di mana lansia bisa bertemu, berelasi, dan berkumpul. Maka dari itu, fasilitas pada ruang makan perlu diperhatikan agar dapat berfungsi dengan maksimal dan menciptakan kenyamanan, khususnya bagi lansia sehingga dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Desain ruang pada panti jompo tidak hanya mampu menciptakan suasana yang kondusif, tetapi melihat dari kebutuhan khusus untuk kaum lansia yang memiliki keterbatasan dalam bergerak dan rawan terhadap kecelakaan dalam ruang maka perlu memperhatikan standar ergonomi untuk kenyamanan dan keamanannya. Oleh karena itu, perlu adanya penerapan aksesibilitas pada desain fasilitas panti jompo, yakni penerapan terkait keadaan atau ketersediaan hubungan dari satu tempat ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang untuk bergerak dengan aman, nyaman, serta dengan kecepatan yang wajar.