Daftar Isi:
  • Angka morbiditas diare di Indonesia masih sangat tinggi dan berpotensi untuk menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Selain itu, diare juga dapat menimbulkan kematian serta berperan dalam terjadinya gizi buruk atau malnutrisi pada bayi dan balita. Sepanjang tahun 2006, sebanyak 41 kabupaten dari 16 provinsi di Indonesia melaporkan kejadian KLB diare di wilayahnya. Begitu pula di RSU Saraswati Cikampek, diare merupakan penyakit urutan keempat terbanyak selama tahun 2007, dimana usia 1-4 tahun merupakan kelompok risiko tertinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, pengetahuan, sikap, perilaku, gizi balita, higiene pribadi, penyediaan sarana air bersih, kebersihan lingkungan, dan fasilitas kesehatan yang mempengaruhi insidensi diare pada balita di RSU Saraswati Cikampek. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, rancangan penelitian survei dan kuesioner yang berjumlah 46 pertanyaan sebagai instrumen penelitian. Subyek penelitian adalah ibu atau pengganti ibu yang mempunyai anak berusia antara 1-5 tahun yang menderita diare dan terdaftar sebagai pasien di RSU Saraswati Cikampek pada periode bulan Juli 2008. Jumlah insidentil sampel dalam penelitian ini adalah 104 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, pengetahuan, perilaku, gizi balita, higiene pribadi, kebersihan lingkungan responden masih tergolong kurang, sedangkan sikap responden, penyediaan air bersih, fasilitas kesehatan di lingkungan tempat tinggal responden sudah tergolong baik.