Daftar Isi:
  • Situasi perekonomian Indonesia yang tidak berkembang, ditambah situasi negara yang carut marut, sangatlah berdampak pada dunia pertekstilan. Bahkan peluang pasar tekstil dan garmen saat ini sudah tertutup, banyak sekali pengusaha tekstil yang harus gulung tikar, dan situasi ini akan bertambah buruk lagi mengingat tingginya biaya produksi akibat kenaikan harga bahan baker minyak ( BBM ). Persaingan yang ketat baik dari dalam dan luar negeri, menuntut para pengusaha untuk meningkatkan kinerjanya lebih bak dalam membuka kembali peluang pasar dan meraihnya semaksimal mungkin. Setiap perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba dipengaruhi oleh tiga factor yaitu harga jual, biaya produksi, dan volume penjualan. Untuk memperoleh laba yang diinginkan, perusahaan harus mencapai target penjualan yang sudah direncanakan. Penentuan target penjualan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya dengan analisi break even point. Analisis break even point merupakan suatu alat pemberi informasi penentuan tingkat volume penjualan yang harus dicapai untuk menunjang perencanaan laba perusahaan dan informasi bagi pengambilan keputusan dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Dalam menentukan titik impas yang berhubungan dengan penelitian ini, biaya-biaya yang terjadi dikelompokkan menurut klasifikasi yang ada pada perusahaan, yaitu biaya tetap, biaya variabel, dan biaya semi variabel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa volume penjualan yang harus dicapai oleh P.T. Idar Buana agar target volume penjualan yang diinginkan tercapai. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa volume penjualan yang harus dicapai secara keseluruhan adalah Rp.19.093.626.315,70 untuk jenis Sifon sebesar Rp. 10.393.190.511,70 atau 2. 474.569,17 yard dan untuk jenis Bessway sebesar Rp. 8.646.435.803,78 atau 1.601.191,82 yard.