Analisis Kinerja Kredit untuk Melihat Pengaruhnya Terhadap Laba pada PT. Bank Buana Indonesia, Tbk
Daftar Isi:
- Lembaga keuangan khususnya bank mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menjamin kelangsungan pembangunan ekonomi nasional. Pada hakekatnya bank harus dapat melaksanakan tugas pokoknya yaitu menerima dana dan memberikan kredit dalam eksistensinya menjalankan kebijaksanaan pemerintah di bidang keuangan, moneter dan perbankan, sehingga membawa iklim baru bagi dunia perbankan di Indonesia. Pemberian kredit harus dikelola dengan baik karena penilaian kinerja kredit dapat berpengaruh terhadap perolehan laba. Kinerja kredit dapat dinilai berdasarkan peraturan Bank Indonesia, yaitu seperti perhitungan rasio Non Performing Loan (NPL) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang menggambarkan keadaan bank pada saat periode yang dianalisa, kemudian menganalisa sesuai dengan bidang yang dipelajari penulis. Dari hasil penelitian diketahui kinerja kredit PT. Bank Buana Indonesia, Tbk masih dapat dikatakan baik. Selain itu juga, prosentase kontribusi pendapatan kredit terhadap pendapatan meningkat setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa kredit memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan bank. Besarnya korelasi antara kinerja kredit dengan laba adalah 0,9574. Kemudian didapat besaran koefisien penentu sebesar 91,65%, yang berarti bahwa sebesar 91,65% dari laba dipengaruhi oleh kinerja kredit dan sisanya sebesar 8,35% berarti bahwa laba dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Secara keseluruhan kinerja PT. Bank Buana Indonesia, Tbk yang berkaitan dengan kinerja kredit dan laba dilihat dari rasio-rasio keuangannya adalah baik. Hanya saja apabila dilihat dari rasio efisiensi usaha masih menunjukkan kinerja yang kurang baik. Agar kelangsungan kehidupan bank dapat terjamin, maka bank harus menaruh perhatian sepenuhnya terhadap masalah perkreditan. Hal ini disebabkan karena sumber pendapatan bank yang terbesar berasal dari bunga kredit. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar perusahaan lebih berhati-hati dalam melakukan analisa kredit sehingga dapat mengurang jumlah kredit bermasalah.