Studi Kontribusi Faktor-Faktor yang Memengaruhi Forgiveness terhadap Tipe Forgiveness pada Siswa yang Orangtuanya Bercerai (Studi Dilakukan di Beberapa SMA Yayasan "X" Bandung)
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kontribusi faktor-faktor yang memengaruhi forgiveness terhadap tipe forgiveness pada siswa yang orangtuanya bercerai di beberapa SMA Yayasan “X”, Bandung. Tipe penelitian ini ialah penelitian kuantitatif dengan penarikan sampel menggunakan metode purposive sampling dan diambil 20 responden. Teori yang digunakan adalah teori forgiveness dari Worthington (2006). Alat ukur yang digunakan berpacu pada alat ukur dari Worthington yang telah diterjemahkan oleh Heliany Kiswantomo, dan kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Validitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan content validity dan setelah pengambilan data dilakukan, beberapa alat ukur divaliditas kembali menggunakan bantuan SPSS versi 19, seperti halnya dengan reliabilitas alat ukur. Nilai kontribusi dihitung dengan menggunakan teknik analisis regresi ganda. Berdasarkan analisis yang dilakukan, seluruh faktor yang memengaruhi forgiveness secara bersamaan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emotional forgiveness (87,5%). Setelah diolah satu persatu, faktor trait forgiveness (30,17%), karakteristik peristiwa yang berkaitan dengan jangka waktu (25,39%), dan kualitas hubungan interpersonal dengan ibu sebelum perceraian terjadi (10,44%) memiliki kontribusi yang signifikan terhadap emotional forgiveness. Sedangkan faktor lainnya tidak berkontribusi secara signifikan. Pada tipe decisional forgiveness, faktor-faktor yang memengaruhi forgiveness memberikan kontribusi yang tidak signifikan terhadap decisional forgiveness (54,2%) dan begitu pula setelah diolah satu per satu. Peneliti menganjurkan saran bagi para siswa yang orangtuanya bercerai untuk lebih menyadari trait forgiveness yang ada di dalam dirinya, bagi para ibu yang sedang menjalani proses perceraian agar tetap berada di samping anaknya secara fisik maupun psikis, dan juga bagi orangtua dan guru BK agar mendampingi siswa yang baru saja mengalami perceraian orangtua.