Daftar Isi:
  • Pada era globalisasi, setiap perusahaan dihadapkan pada persaingan yang makin kuat dari hari ke hari. Untuk dapat bertahan dan mampu menghadapi persaingan yang ada, setiap perusahaan dituntut untuk tetap survive di bidangnya. Perusahaan yang survive adalah perusahaan yang mampu dalam mempertahankan keberadaan di pasar yang artinya tingkat penjualan dari produk yang dihasilkan stabil, menjamin kelancaran proses produksi dan meminimalkan biaya-biaya produksi, khususnya biaya tenaga kerja langsung dan biaya persediaan. Untuk itu perusahaan perlu melakukan perencanaan agregat. Perencanaan agregat berkaitan dengan pengimbangan antara pasokan (supply) dan permintaan akan keluaran (output) dalam jangka waktu menengah, kurang lebih 12 bulan ke depan. Sasaran perencanaan agregat adalah untuk menetapkan tingkat output menyeluruh di dalam jangka waktu pendek atau menengah dalam menghadapi permintaan yang berfluktuasi. Sebagai objek PT. Sugih Instrumento Abadi. Fa. AR merupakan perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur farmasi dimana produk yang dihasilkan berupa alat-alat medis berskala besar dan proses produksi yang diterapkan adalah mass order di mana produksi berlangsung secara kontinu. Produk yang dihasilkan perusahaan adalah Tensimeter, Sedangkan produk yang hendak diteliti adalah bulb yaitu merupakan salah satu bagian dari Tensimeter yang banyak digunakan sebagai alat pengukur tekanan darah. Dengan perencanaan agregat perusahaan PT. Sugih Instrumento Abadi. Fa. AR diperoleh beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan dalam perencanaan produksi. Kegiatan perencanaan produksi yang selama ini dilakukan oleh perusahaan adalah Level Work Force dengan 10 orang & Overtime Strategy dengan biaya sebesar Rp 344.501.089,- Total biaya produksi dihitung dengan metode Level Work Force dengan 11 tenaga kerja sebesar Rp. 505.104.447, Level Work Force dengan 8 orang & Overtime Strategy sebesar Rp. 530.773.226, Chase Strategy sebesar Rp. 533.975.058,- Perusahaan telah menggunakan strategi perencanaan agregat yang tepat yaitu Level Work Force dengan 10 orang & Overtime Strategy karena biaya yang paling minimum sebesar Rp 344.501.089,-