Daftar Isi:
  • PT. X didirikian oleh seorang konsultan di sebuah pabrik yang memproduksi sepatu pria. Penjadwalan produksi yang selama ini dilakukan oleh perusahaan adalah menggunakan metode First-Come, First-Served (FCFS), yang artinya order diproses sesuai dengan urutan order yang datang. Permasalahan yang muncul di perusahaan adalah adanya proses produksi yang memakan waktu cukup lama dibandingkan sebelumnya, sehingga terjadi keterlambatan dalam distribusi produk. Metode yang dikemukakan Campbell, Dudek and Smith (CDS) adalah pengembangan dari kaidah Johnson. Penjadwalan CDS ditujukan untuk penjadwalan pada beberapa mesin (lebih dari 2) dan bertujuan untuk mendapatkan makespan terkecil yang merupakan urutan pengerjaan tugas yang paling baik. Dari hasil analisis, penjadwalan menggunakan metode CDS menghasilkan 8 persamaan. Pengerjaan produksi yang paling efektif dengan menggunakan metode CDS adalah persamaan K=8 dengan urutan penjadwalan produksi AC 25502- AC 25502- TO 2203- OP 7502- OP 7502- OP 7502- OP 7502- OP 7501- OP 7501- TO 2202- TO 2203- OP 7501- OP 7501- TO 2202- OP 7501- TO 2202- TO 2202- TO 2203. Dari urutan tersebut maka diperoleh nilai makespan sebesar 5.446,150 menit dan idle time selama 17.124,565 menit. Dengan menggunakan metode CDS maka perusahaan dapat mengurangi keterlambatan proses produksi selama 1.032,320 menit.