Daftar Isi:
  • Siswa/i (remaja) SMA Swasta di Bandung merupakan usia yang yang tepat untuk memulai, dan menjalankan perilaku makan sehat Makanan Sehat atau tidak sehat meliputi jenis, variasi, porsi dan jadwal makannya. Saat ini remaja di Bandung, sebagian masih belum menjalankan perilaku makan sehat, dan sebagian lagi ada yang menjalankan perilaku makan sehat. Untuk itu perlu diketahui aspek psikologis apa saja yang berperan, yang membuat remaja mampu atau tidak mampu menjalankan perilaku makan sehat. Theory of Planned Behavior memberikan cara untuk memahami peran dari aspek psikologis, yaitu peran determinan-determinan, Intensi untuk berperilaku makan sehat dan Perilaku makan sehat. Rancangan penelitian ini adalah disain model dengan menggunakan persamaan struktural, disebut Structural Equation Modeling (SEM), melalui program computer LISREL versi 8.8. Penelitian ini untuk memahami peran intensi sebagai mediator antara determinan-determinan intensi dan perilaku makan sehat pada siswa/i SMA swasta di Bandung. Hasil penelitian terhadap uji hipotesis utama, Ho diterima yaitu model hipotetik cocok/fit dengan data empirik. Ada lima hipotesis turunan (minor). Hipotesis pertama H1 diterima yaitu ATB berkontribusi terhadap intensi untuk berperilaku makan sehat. Hipotesis kedua H1 diterima yaitu SN berkontribusi terhadap intensi untuk berperilaku makan sehat. Hipotesis ketiga H1 diterima yaitu PBC berkontribusi terhadap intensi untuk berperilaku makan sehat. Hipotesis keempat H1 diterima yaitu Intensi berkontribusi terhadap perilaku makan sehat. Hipotesis ke lima Ho diterima, yaitu PBC tidak berkontribusi terhadap perilaku makan sehat. Simpulannya Intensi untuk makan sehat berkontribusi tinggi sekali terhadap perilaku makan sehat. Saran untuk siswa SMA dan orangtuanya, rutinitas kesediaan membawa bekal kesekolah, perlu terus dipelihara dan orangtua agar selalu menyediakan makanan untuk bekal, agar perialku makan sehat dapat terpelihara terus hingga masa dewasa.