Pengaruh Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus di Sekolah "X" Bandung)
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan rendahnya kinerja guru di sekolah “X” Bandung diantaranya rendahnya tingkat kehadiran guru, keterlambatan guru memasuki sekolah, dan keterlambatan guru dalam mengumpulkan administrasi. Dari hasil observasi dan wawancara awal diperoleh kesimpulan yang menunjukkan rendahnya gaya kepemimpinan, lemahnya budaya organisasi,dan rendahnya motivasi guru. Oleh karena itu,peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi, dan Motivasi Guru terhadap Kinerja Guru di Sekolah “X” Bandung. Penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif serta menggunakan metode survey dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian secara deskriptif, gaya kepemimpinan sekolah “X” Bandung efektif dilaksanakan dengan skor 81,50%; budaya organisasi sekolah “X” Bandung tergolong kuat dengan skor 72,65%; motivasi sekolah “X” Bandung tergolong tinggi dengan skor 75,79%; dan kinerja sekolah “X” Bandung baik dilaksanakan dengan skor 69,46%. Secara verifikatif dan parsial, gaya kepemimpinan sekolah “X” secara signifikan tidak berpengaruh terhadap kinerja guru (Nilai 0,852 >tingkat kesalahan 5%), budaya organisasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja. (Nilai 0,009 <tingkat kesalahan 5%), motivasi secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja (Nilai 0,046 <tingkat kesalahan 5%). Secara simultan, Gaya Kepemimpinan Servant Leadership, Budaya Organisasi dan Motivasi secara signifikan memengaruhi Kinerja.Sekolah “X” Bandung telah menerapkan gaya kepemimpinan, „organizational stewardship‟ yaitu pemimpin mampu menyiapkan organisasinya dengan baik. Sekolah “X” Bandung telah memiliki budaya organisasi yang mengarah pada indikator – indikator sebagai berikut: ‟orientasi tim‟, „orientasi orang‟, dan „keagresifan‟. Namun, ada hal – hal yang belum dilakukan dengan maksimal antara lain: ‟inovasi dan pengambilan resiko‟. Motivasi guru sekolah “X” Bandung dilandasi oleh ‟kebutuhan afiliasi‟. Namun, ada hal yang belum dilakukan dengan maksimal yaitu ‟kebutuhan berprestasi‟. Kinerja guru sekolah “X” Bandung dapatdiukur melalui ‟hasil kerja‟ terutama mengenai tingkat kesalahan yang dilakukan anggota organisasi. Namun, ada hal yang belum dilakukan dengan maksimal yaitu ‟perilaku kerja‟ dalam hal tingkat ketuntasan dalam menyelesaikan pekerjaan.