Analisis Pengaruh Kualitas Produk terhadap Kepuasan Konsumen pada Setiabudhi Foodcourt Bandung
Daftar Isi:
- Konsep kualitas menjadi sesuatu yang menentukan dalam melihat keberhasilan suatu lembaga yang bergerak di bidang produksi maupun jasa pelayanan, baik yang dikelola oleh badan swasta maupun pemerintah. Hal ini dikarenakan kualitas mempunyai hubungan yang erat dengan kepuasan konsumen. Konsumen yang puas akan memberikan loyalitas yang tinggi kepada perusahaan. Kepuasan pelanggan ini dapat dicapai melalui penciptaan kualitas produk yang berkualitas tinggi, melalui dimensi-dimensi kualitas produk itu sendiri. Jika kepuasan konsumen tinggi, maka akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang demi kelangsungan perusahaan. Setiabudhi Foodcourt adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang indutri pangan. Persaingan dalam industri ini sangat ketat, dikarenakan untuk terjun dalam indutri ini dapat dikatakan mudah, namun untuk dapat bertahan, perusahaan harus berusaha keras untuk dapat menyediakan apa yang sesuai den memuaskan konsumennya. Kepuasan konsumen akan produk yang dihasilkan oleh Setiabudhi Foodcourt ini sangat mempengaruhi sekali akan kelangsungan hidup perusahaan ini karena semakin tinggi kepuasan konsumen, maka konsumen akan loyal, dan datang terus, sehingga semakin tinggi keuntungan yang diperoleh. Tingkat kepuasan konsumen yang tinggi dapat diperoleh jika kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan keingginan konsumen. Pada penelitian ini akan diteliti bagaimana suatu kualitas produk dapat mempengaruhi kepuasan konsumen pada Setiabudhi Foodcourt yang dimana penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Desember 2006. Adapun hasil yang diperoleh dari 150 responden, yaitu nilai F tabel lebih besar dari nilai f test yaitu ( 12.479>3.91), yang dimana hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi signifikan, dimana pengaruh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen terbukti atau diterima. Sedangkan analisis koefisien determinasinya adalah Kd = 7.2% yang berarti kualitas produk memiliki peran sebesar 7.2% terhadap upaya dalam meningkatkan kepuasan konsumen, sedangkan sisanya sebesar 92.8% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.