Daftar Isi:
  • Dalam dunia kedokteran, untuk mendiagnosa suatu penyakit membutuhkan data-data yang lengkap, seperti anamnesa, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan pesat, banyak ditemukan alat-alat kedokteran yang baru dan canggih. Dimana hal tersebut sangat berperan menjadi penunjang untuk diagnosa penyakit. Seperti halnya, autospirometer, yang digunakan dalam menilai fungsi paru-paru seseorang, dengan menjadikan kapasitas vital sebagai ukuran. Pada pengukuran ini, beberapa faktor dapat mempengaruhi tinggi atau rendah kapasitas vital, seperti umur, jenis kelamin, berat badan, dan dalam hal ini tinggi badan juga turut berpengaruh dan berhubungan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh dan hubungan tinggi badan terhadap kapasitas vital pada pria dewasa normal. Penelitian dilakukan terhadap subjek penelitian yang terdiri dari 20 orang mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan tinggi badan; 160-165 cm dan >170 cm yang berumur kurang lebih sama. Kapasitas vital subyek penelitian diukur dengan menggunakan autospirometer sebanyak 3 x dalam waktu 6 detik dan dicatat %VC dan Vcpred. Analisis data menggunakan statistik deskriptif, dan regresi korelasi linier sederhana. Dari 20 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha diperoleh hasil rata-rata kapasitas vital pada tinggi badan 160-165 cm sebesar 3,6854, sedangkan kapasitas vital pada tinggi badan >170 cm sebesar 4,3435. Hubungan antara tinggi badan dengan kapasitas vital berupa persamaan garis regresi y = -3.758 + 0.46x dengan r = 0,796 yang berarti berhubungan dengan keeratan hubungan kuat. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tinggi badan, maka semakin besar pula kapasitas vital dan tinggi badan memiliki hubungan linier dan berkorelasi positif kuat terhadap kapasitas vital.