Daftar Isi:
  • Latar Belakang: Klonasi manusia memiliki dua prosedur yang berbeda, yaitu klonasi reproduktif yang bertujuan untuk menghasilkan manusia yang memiliki sifat genetik identik dan klonasi terapis yang bertujuan untuk mengatasi problematika kesehatan. Keberhasilan pengalaman para ilmuwan pada klonasi hewan hanya mencapai kurang lebih 3%. Ilmuwan lainnya menyatakan hal ini dapat diatasi dengan seleksi embrio, sehingga bermunculan pro dan kontra terhadap klonasi manusia. Tujuan: Kepastian apakah klonasi manusia benar-benar dapat dilakukan pada saat ini. Dengan demikian setelah mengetahui perkembangan teknologinya, di harapkan pembaca dapat mengemukakan pendapatnya masing-masing tentang boleh tidaknya klonasi manusia dilakukan. Kesimpulan: Klonasi reproduktif tidak dapat dilakukan mengingat bahaya yang mungkin tejadi dan kita sebagai umat beragama mengakui bahwa hanyalah Tuhan yang berhak atas penciptaan makhluk hidup. Sedangkan klonasi terapis pun tidak dapat dilakukan karena terjadi pembunuhan pre-embrio, kecuali sumber sel tunas diperoleh dari sel dewasa. Saran: Walaupun sampai suatu saat teknologi klonasi manusia ini mencapai suatu kesempurnaan, hendaknya setiap pembaca tidak takabur dan menyadari bahwa bagaimanapun bertambahnya ilmu manusia tidaklah akan sebanding dengan ilmu yang dimiliki Tuhan.