Daftar Isi:
  • Penurunan aktivitas pergerakan dapat disebabkan oleh kurang tidur atau penggunaan obat-obat yang menekan SSP seperti obat tidur dan obat anti cemas. Salah satu tanaman yang digunakkan secara empiris untuk mengatasi gangguan tidur adalah Pegagan. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai pengaruh ekstrak etanol herba pegagan (Centella asiatica (L). Urban) pada dosis hipnotik terhadap aktivitas lokomotor. Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan, komparatif, memakai Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan hewan coba mencit betina galur Swiss Webster, berat badan 22 – 26 gram sebanyak 25 ekor yang dibagi dalam lima kelompok perlakuan (n=5). Kelompok I dosis 3,64 mg/0,5cc (1 DMct); Kelompok II dosis 7,28 mg/0,5cc (2 DMct); Kelompok III dengan dosis 14,56 mg/0,5cc (3 DMct) ;Kontrol menggunakan Na-Carboxy Methil Cellulosa (Na-CMC) 1% peroral dosis 0,5 cc dan Pembanding menggunakkan Alprazolam peroral dosis 0,0325 mg/kgBB/0,5cc. Metoda yang digunakkan adalah pergerakan mencit di lapangan terbuka berukuran 96x96x5 cm. Data yang diukur adalah jumlah garis lintasan yang dilewati mencit sewaktu bergerak dalam waktu 5 menit. Analisis data dengan menggunakan metode ANAVA satu arah dengan uji beda rata-rata Tukey HSDa dengan á=0,05. Hasil penelitian menunjukkan jumlah garis lintasan yang dilewati mencit dalam 5 menit pada dosis 2 DMct (7,28 mg/0,5cc) dan 3 DMct (14,56 mg/0,5cc) berbeda secara bermakna dengan kelompok kontrol (Na-CMC 1% peroral dosis 0,5 cc) (p<0,05) , tetapi tidak bermakna dengan kelompok pembanding (Alprazolam peroral dosis 0,0325 mg/kgBB) (p>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ekstrak etanol herba pegagan (Centella asiatica (L.) Urban) pada dosis hipnotik (2 & 3 DMct) menyebabkan penurunan aktivitas lokomotor.