Pola Kuman Penyebab Infeksi Saluran Kemih dan Pola Sensitivitasnya Di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Juli 2005-Juni 2006
Daftar Isi:
- Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai dan dapat menyerang segala usia, terutama pasien rawat inap di rumah sakit. Bakteri penyebab ISK saat ini banyak yang resisten terhadap beberapa macam antibiotik. Terapi antibiotik standar didasarkan atas pola uji sensitivitas, tetapi untuk mendapatkan hasil tes perlu waktu beberapa hari sehingga kita perlu mengetahui terapi antibiotik empiris sambil menunggu hasil kultur sensitivitas antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola kuman penyebab ISK dan pola sensitivitasnya terhadap beberapa antibiotik untuk menentukan terapi antibiotik secara empirik. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan rancangan cross sectional menggunakan data retrospektif penderita ISK di Laboratorium Rumah Sakit Immanuel Bandung periode Juli 2005 sampai Juni 2006. Terdapat 279 penderita ISK, 149 (53,4%) wanita dan 130 (46,6%) pria. Kuman penyebab terbanyak adalah Escherichia coli (39,1%), disusul oleh Klebsiella sp (14%), Staphylococcus epidermidis (14%), Pseudomonas aeruginosa (8,5%),dan Alkaligenes faecalis (5,1%). Hasil uji sensitivitasnya memperlihatkan kurang dari 30% kuman sensitif terhadap antibiotik ampisilin, amoksisilin, asam nalidiksat, kloramfenikol, trimetoprim,kotrimoksasol, dan seftibuten; lebih dari 70% sensitif terhadap beberapa antibiotik seperti meropenem (85,2%), fosfomisin (84,3%), netilmisin (78,7%), amikasin (78,6%), dan sefoperason sulbaktam (74,9%). Lima kuman penyebab ISK tersering yaitu Escherichia coli, Klebsiella sp, Staphylococcus epidermidis, Pseudomonas aeruginosa, dan Alkaligenes faecalis. Pola sensitivitas kuman ISK terhadap antibiotik yaitu meropenem, fosfomisin, netilmisin, amikasin, dan sefoperason sulbaktam. Obat pilihan untuk penderita rawat inap adalah meropenem dan untuk penderita rawat jalan adalah moksifloksasin.