Daftar Isi:
  • Latar belakang : Akhir-akhir ini prevalensi obesitas meningkat secara tajam dikawasan Asia Pasifik. Selain itu pada tahun 1998 Korea Health & Nutrition Examination Survey melaporkan bahwa prevalensi dari Diabetes, Hipertensi, dan Dislipidemia meningkat dua kali lipat pada BMI 23.0-24.0 kg/m2 dan meningkat tiga kali lipat pada BMI > 26.0 kg/m2. BB (berat badan) merupakan salah satu aspek yang menentukan tingginya tekanan darah pada berbagai etnis pada semua golongan umur. Survei terhadap masyarakat menunjukkan bahwa variasi tekanan darah berkaitan dengan BB, yakni sekitar satu mmHg perkilogram BB. Tujuan : Ingin mengetahui apakah tekanan darah sistol dan diastol pada BMI abnormal lebih tinggi daripada BMI normal. Metode : Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan teknik pengambilan sampel secara cross sectional. Pada 30 orang wanita dewasa dengan BB abnormal (overweight dan obese) dilakukan pengukuran tekanan darah sistol dan diastol. Hasil yang ada dibandingkan dengan tekanan darah pada 30 orang wanita dewasa dengan BB normal. Pengukuran dilakukan dalam posisi duduk, setelah istirahat 15 menit, pada lengan kanan dengan cara gabungan dalam satuan mmHg. Analisis statistik dengan menggunakan uji ‘t’ tidak berpasangan dan analisis regresi korelasi linier sederhana dengan α = 0.05. Hasil : Tekanan darah pada BMI abnormal sebesar 130.8 / 85.2 mmHg lebih tinggi dibanding BMI normal sebesar 116.1/74.9 mmHg (p=0.000)**. Bentuk hubungan antara tekanan darah sistol maupun diastol dengan BMI adalah berbentuk persamaan garis linier sederhana dan kekuatan hubungannya sedang (p=0.000)**. Kesimpulan : Tekanan darah sistol maupun diastol pada BMI abnormal lebih tinggi dari pada BMI normal. Tekanan darah sistol maupun diastol berhubungan linier dan sedang dengan BMI.