Daftar Isi:
  • Pada masa sekarang ini, dari jenis kelamin dan lapisan mana saja berpotensi melakukan kejahatan, tidak terkecuali wanita. Di daerah bandung, terdapat satu lapas khusus untuk menampung para narapidana wanita, yaitu lapas sukamiskin kelas IIA Bandung. Menjalani status sebagai narapidana tentulah tidak mudah bagi wanita di lapas tersebut. Banyak tekanan mental dan perubahan dalm hidup yang dirasakan oleh wanita tersebut dan hal itu dapat mempengaruhi Psychological well being (PWB) nya. Berdasarkan teori dari Ryff, dilakukanlah penelitian untuk mengetahui Psychological well being pada narapidana wanita di Lapas sukamiskin kelas IIA Bandung. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur asli yaitu The Ryff Scales of Psychological Well – Being (SPWB,1989) yang terdiri dari 84 item yang diterjemahkan dan dimodifikasi oleh peneliti. Alat ukur yang awalnya berjumlah 84 item, namun setelah dilakukan validitas dan reliabilitas, kemudian menjadi 47 item, yang diberikan kepada 35 narapidana wanita yang telah menjalani masa tahanan minimal 1 tahun sebagai respondennya. Hasil Validitas 47 item berkisar antara 0,053-0,768 dan hasil reliabilitasnya 0,912. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan, hampir seluruh narapidana wanita yang menjadi responden memiliki derajat PWB yang tinggi, yaitu (94,3%). Selain itu, hasil pengolahan data dari keenam dimensi PWB, menunjukkan bahwa hampir seluruh narapidana wanita memiliki derajat yang juga cukup tinggi di enam dimensi tersebut. Namun di antara keenam dimensi, dimensi Autonomy lah yang menunjukkan derajat paling rendah dari dimensi lainnya. Hasil penelitian juga menunjukkan, PWB yang dimiliki narapidana wanita di Lapas sukamiskin kelas IIA Bandung dipengaruhi juga oleh berbagai faktor seperti faktor demografis, faktor dukungan sosial dan faktor religiusitas.