Studi Deskriptif Mengenai Resilience-at-Work pada Para CEO Start-Up Yang Tergabung dalam Komunitas "X" di Kota Bandung
Daftar Isi:
- Penelitian ini berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Resilence At Work pada para CEO Start-Up yang tergabung di dalam komunitas “X” di kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran resilience at work pada para CEO Start-Up yang tergabung di dalam komunitas “X” di kota Bandung, karena dari tuntutan-tuntutan pekerjaan yang dirasa berat, situasi-situasi yang membuat stressful, dan gejala stres yang ditampilkan oleh para CEO, maka diperlukan resilience at work. Resilience at work sendiri terdiri dari 2 aspek, yaitu attitudes yang terdiri dari 3 sub aspek (commitment, control dan challange) dan skills yang terdiri dari 2 sub aspek (transformational coping dan social support) serta memiliki 3 faktor yang memengaruhinya yaitu feedback personal reflection, feedback other people, dan feedback result. Penelitian ini dilakukan kepada 30 orang CEO Start-Up yang tergabung dalam komunitas “X” di kota Bandung. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian deskriptif. Alat ukur yang digunakan dimodifikasi oleh peneliti dari penelitian sebelumnya yang juga mengukur resilience at work dan berlandaskan teori Maddi & Khosaba, 2005. Berdasarkan pengolahan data secara statistik, didapat bahwa 56 dari 60 pernyataan pada variabel dinyatakan valid, yaitu memiliki nilai koefisien pada rentang 0.322 - 0.77 . sedangkan beberapa pernyataan lain tidak valid. Koefisien reliabilitas untuk variabel X diperoleh 0,841. sehingga alat ukur variabel X dinyatakan reliabel. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa 56.6% (17 orang) dari responden memiliki tingkat resilience at work yang rendah, dan 44.4% (13 orang) memiliki tingkat resilience at work yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa sebagian kecil (13 orang) dari CEO Start-Up di kota Bandung yang tergabung di dalam komunitas “X” sudah menampilkan kapasitas untuk bertahan dan berkembang meskipun dalam keadaan stress, dan sebagian besar (17 orang) dari CEO lainnya belum dapat bertahan dan berkembang dalam keadaan stress. Saran yang diberikan untuk penelitian berikutnya adalah untuk melakukan studi korelasi antara resilience at work dengan variabel lain (misalnya: performance appraisal, stress, atau motivasi). Bagi para CEO Start-Up disarankan untuk memanfaatkan informasi dari penelitian ini untuk dapat memertahankan perilaku resilience at work pada diri mereka dengan selalu fokus dengan target yang sudah direncanakan serta mempertahankan budaya kekeluargaan yang saling membantu.