Daftar Isi:
  • Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi menahnn yang berakibat fatal seperti penyakit jantung, gangguan fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki atan timbulnya impotensi. Sehingga diperlukan pencegahan dan pengobatan yang salah satunya ialah dengan bahan alami. Penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi biji jengkol (Pitheee//obium jiringa) sebagai antidiabetik pada mencit yang dibuat hiperglikemia. Penelitian eksperimental ini merupakan uji praklinis pada mencit jantan galur Ba/he umur 8 minggu dengan berat 20-22 g yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan secara acak. Kepada mencit yang telah dipuasakan selama lebih kurang 16 jam, diberikan larutan glukosa peroral setengah jam sesudah pemberian dosis uji. Sebelum pemberian dosis uji, dilakukan pengukuran kadar glukosa darah awal dengan glukometer. Kemudian pengukuran kadar glukosa darah diulangi setelah perlakuan pada waktu-waktu tertentu. Kontrol pembanding adalah glibenclamide dan air suling. Data-data diana lisa secara statistik dengan membandingkan dua nilai pukulrata yang dilanjutkan dengan uji t-Student. Dari percobaan diperoleh persentase penurunan rata-rata kadar glukosa darah setelah 1 jam pemberian glukosa pada pemberian infusa biji jengkol 10%, 25% dan 50% dan kontrol pembanding glibenc1amide dan air suling berturut-turut sebesar 56,35%, 51,68%, 28,46%, 70,36% dan 10,17%. Setelah 2 jam pemberian glukosa berturut-turut sebesar 79,61 %, 73,27%), 74,60%, 80,03% dan 58,71 %. Penurunan kadar glukosa darah pada pemberian infusa biji jengkol 10% dan 25% dibandingkan dengan kontrol negatip bermakna secara statistik (p<0,05). Disimpulkan bahwa biji jengkol dapat menurunkan kadar glukosa darah pada mencit yang telah dibuat hiperglikemia, dan efek terbaik pada konsentrasi 10%. Penelitian mengenai toksisitas biji jengkol, pengujian zat aktif yang terkandung di dalamnya dan khasiat lainnya perlu dilakukan.