Daftar Isi:
  • Foodborne botulism merupakan bentuk keracunan makanan berat karena menelan makanan yang mengandung neurotoksin poten, yang dibentuk selama pertumbuhan organisme Clostridium botulinum. Makanan yang berhubungan dengan penjangkitan penyakit ini adalah makanan kaleng dengan proses pengolahan yang inadekuat untuk menghancurkan spora Clostridium botulinum, seperti ikan tuna kalengan dan sayuran kalengan. Toksin botulinum adalah substansi paling poten yang diketahui. Toksin ini sangat spesifik terhadap saraf kolinergik. Rantai ringan dari toksin memotong protein-protein yang membentuk synaptic fusion complex. Protein tersebut adalah protein SNARE, termasuk VAMP, SNAP-25 dan syntaxin. Perusakan synaptic fusion complex mencegah vesikel untuk berfusi dengan membran presinaps, yang kemudian mencegah pelepasan asetilkolin. Tanpa pelepasan asetilkolin, otot tidak dapat berkontraksi dan menj adi flaccid paralysis. Foodborne botulism yang bersumber dari makanan kaleng komersial dapat dikontrol melalui proses pengalengan yang aman dan pengolahan makanan di pabrik. Pemanasan makanan kaleng sebelum dikonsumsi dapat mengurangi risiko intoksikasi botulisme. Makanan kaleng dengan kemasan yang menggembung atau tidak berbau sebaiknya tidak dibuka dan tidak langsung dimakan atau dicicipi.