Efek Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Perkembangan Palatum Pada Mencit Galur Swiss Webster
Daftar Isi:
- Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan salah satu tanaman obat Indonesia yang dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sifat antikanker, induksi apoptosis, dan antiproliferasi dari xanton yang dimiliki oleh manggis telah banyak diteliti. Manggis memiliki sejumlah zat gizi yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil. Namun belum ada penelitian lebih lanjut mengenai keamanan mengonsumsi manggis saat hamil. Tingginya kandungan α-mangostin dan vitamin A dalam kulit manggis tidak menutup kemungkinan dapat memengaruhi perkembangan embrio khususnya pada saat palatogenesis. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium sungguhan dengan rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini menggunakan 4 ekor mencit jantan dan 4 ekor mencit betina yang dikawinkan sampai dipastikan hamil. Mencit betina yang telah hamil diberikan ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) per oral dengan dosis bertingkat pada usia kehamilan hari ke-12 yaitu 4 mg/0,5 mL, 8 mg/0,5 mL, dan 12 mg/0,5 mL sedangkan kontrol negatif diberikan CMC 0,5 mL per oral. Pembedahan dilakukan pada hari ke-20 untuk mengeluarkan janin mencit kemudian janin mencit diukur panjangnya dan dibuat preparat jaringan palatumnya yang kemudian akan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000x. Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya celah palatum sekunder yang terbentuk pada semua kelompok. Namun pada dosis 12 mg/0,5 mL seluruh janin mencit mati sehingga dosis tersebut dapat dikatakan toksik. Pada penelitian ini juga ternyata ditemukan perbedaan ukuran panjang badan tiap kelompok terlihat secara signifikan seiring dengan ditingkatkannya dosis pemberian ekstrak kulit manggis. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit manggis tidak menyebabkan celah palatum jika dikonsumsi pada saat kehamilan, namun dapat menyebabkan pemendekan panjang janin mencit dan pada dosis 12 mg/0,5 mL dapat menyebabkan kematian janin.