Daftar Isi:
  • PT Foximas Mandiri adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha manufaktur sepatu dinas khusus untuk instansi pemerintahan seperti kepolisian dan TNI AL/AD/AU. Metode pengendalian persediaan bahan baku di PT Foximas Mandiri belum tepat. Perusahaan pernah mengalami keterlambatan penyelesaian pesanan dikarenakan kurangnya persediaan bahan baku, sehingga perusahaan harus mengeluarkan biaya backorder. Langkah awal dalam pengolahan data yaitu penulis menghitung rata-rata dan standar deviasi masing-masing produk agar mengetahui CV masing-masing produk. Apabila hasil CV ≤ 0,2 maka data tersebut bersifat stationer namun apabila CV > 0,2 maka data tersebut bersifat non-stationer. Dari 12 produk yang diteliti, terdapat 11 produk (PDH POLRI, CLEANER, POLWAN T1, PDH SWG, S.POLAIR, PDL TNI, PROVOST TNI, KOWAD, PDL T-REX, S.BOOT DAN PDL SWG) yang bersifat non-stationer dan 1 produk (PDU P) bersifat stationer. Setelah menghitung CV lalu produk diramalkan berdasarkan sifat data masing- masing produk. Kemudian penulis melakukan perhitungan biaya setup, biaya pesan, biaya simpan produk jadi (level 0) dan biaya simpan bahan baku (level 1) untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan perusahaan. Setelah menghitung peramalan dan biaya-biaya, maka selanjutnya peramalan yang diperoleh dihitung menggunakan metode transportasi untuk mengetahui apakah kapasitas produksi reguler dapat memenuhi permintaan atau tidak. Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah membuat Material Requirements Planning (MRP) dengan menggunakan teknik lotting masing-masing. Perusahaan menggunakan teknik lotting Fixed Lot dan teknik lotting yang diusulkan adalah teknik lotting Wagner- Whitin. Setelah menghitung kedua teknik lotting, diperoleh masing-masing total biaya dan diketahui besar nilai penghematan apabila menggunakan teknik lotting usulan. Perhitungan biaya diperoleh hasil biaya setup sebesar Rp 2.984.589,3 per bulan, biaya pesan sebesar Rp 19.408,72 per kali pesan, persen biaya simpan (level 0) sebesar 7,93% dan persen biaya simpan (level 1) sebesar 21,04%. Total biaya keseluruhan yang diperoleh apabila menggunakan teknik lotting perusahaan dan teknik lotting usulan, masing-masing memperoleh biaya sebesar Rp 719.542.327 dan Rp 616.166.238 maka persentase penghematan yang diperoleh adalah sebesar 14,37%. Biaya minimum yang diperoleh dapat memberikan penghematan untuk perusahaan. Oleh karena itu, untuk pengendalian persediaan pada level 0 digunakan teknik lotting Wagner-Whitin dan untuk pengendalian persediaan pada level 1 digunakan teknik lotting Fixed Lot.