Usulan Penyeimbangan Lintasan Produksi Menggunakan Metode Line Balancing (Studi Kasus Konveksi Pakaian Brotherbross)
Daftar Isi:
- Di era globalisasi ini, fashion merupakan tuntutan dari gaya hidup berbagai kalangan di masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di industri pakaian berlomba untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan sesuai dengan keinginan konsumen. Perusahaan “Brotherbross” adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri garment. Produk yang dihasilkan dari perusahaan ini adalah kaus (T-shirt). Perusahaan ini hanya dapat memproduksi kaus sebanyak 375 lusin per minggunya sedangkan permintaan yang diinginkan pasar sebanyak 500 lusin per minggunya. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang sudah dilakukan, penyebab masalah tersebut adalah ketidakseimbangan lintasan produksi yang menyebabkan efisiensi lintasan yang kurang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya delay dan antri pada produk setengah jadi. Oleh karena itu, dalam penelitan ini penulis akan memberikan usulan terhadap masalah yang dihadapi perusahaan. Pengumpulan data yang dilakukan peneliti, yaitu melakukan observasi dan wawancara secara langsung serta membuat peta proses operasi, precedence diagram, layout perusahaan dan mencatat waktu setiap stasiun kerja yang ada. Data waktu yang didapat selanjutnya akan diuji kenormalan, keseragaman, dan kecukupan data. Setelah itu akan dihitung waktu siklus, waktu normal, dan waktu baku tiap stasiunnya. Sebelum memberikan usulan terhadap perusahaan, peneliti terlebih dahulu menghitung efisiensi lintasan aktual perusahaan. Setelah itu, data- data yang sudah didapat akan diolah menggunakan metode line balancing. Sebelum masuk ke dalam pengolahan data, peneliti terlebih dahulu melakukan disukusi terhadap pihak perusahaan untuk menentukan stasiun penggabungan awal. Pengolahan data yang dilakukan menggunakan beberapa metode, antara lain Rank Positional Weight (RPW), Region Approach (RA), Moodie-Young (MY), dan Algoritma Genetika. Setelah mengolah data menggunakan metode-metode di atas, maka peneliti akan memilih metode dengan Efisiensi Lintasan Total terbesar sebagai usulan untuk perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan efisiensi lintasan aktual sebesar 27,89% dengan stasiun kerja sebanyak 19 stasiun dan kapasitas yang dihasilkan hanya 451 lusin per minggunya. Setelah dilakukan perhitungan keempat metode di atas memiliki efisiensi lintasan total yang sama, yaitu 53,34% dengan jumlah stasiun kerja sebanyak 15. Setelah itu, peneliti melakukan diskusi terhadap pihak perusahaan untuk mendiskusikan usulan yang sudah dibuat. Dari hasil diskusi, diusulkan penggabungan stasiun yang mampu meningkatkan efisiensi lintasan menjadi 57,15% dengan jumlah stasiun kerja sebanyak 14. Kapasitas yang dihasilkan dari metode usulan ini, yaitu 511 lusin per minggunya. Sehingga, metode usulan yang diberikan kepada perusahaan yaitu hasil diskusi dengan pihak perusahaan