Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai derajat culture shock yang dialami oleh mahasiswa Karo di Gereja”X”, kota Bandung. Tujuan penelitian ini adalah memberikan gambaran yang lebih rinci mengenai persentase dari masing-masing derajat culture shock serta komponen, aspek, dan indikator culture shock yang paling dominan pada mahasiswa Karo di Gereja”X”, kota Bandung. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa Karo di Gereja”X”, kota Bandung dan telah menetap di kota Bandung dalam jangka waktu maksimal satu setengah tahun. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan alat ukur berupa kuesioner derajat culture shock yang terdiri atas 38 item. Berdasarkan hasil penelitian ini, dari 30 mahasiswa Karo di Gereja”X”, kota Bandung, 13 orang (43,3%) mahasiswa Karo mengalami culture shock dengan derajat yang sedang, 9 orang (30,0%) mahasiswa Karo mengalami culture shock dengan derajat yang lemah, dan 8 orang (26,7%) mahasiswa Karo mengalami culture shock dengan derajat yang kuat. Derajat culture shock yang paling tinggi persentasenya adalah derajat yang sedang. Dilihat dari komponen culture shock mahasiswa Karo telah mampu mengatasi masalah behavioral dan cognitive namun mereka kesulitan dalam mengatasi masalah affective. Berdasarkan hasil yang diperoleh, peneliti mengajukan beberapa saran. Diharapkan pengurus gereja “X” kota Bandung dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai informasi untuk dapat menentukan program konseling yang tepat bagi mahasiswa Karo di Gereja “X” kota Bandung. Bagi peneliti lain, disarankan melakukan penelitian yang lebih fokus pada budaya kampus, jurusan, atau meneliti culture shock pada mahasiswa yang berasal dari daerah atau suku lain.