Efek Ekstrak Biji Rambutan (Nephelium lappaceum) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Aloksan
Daftar Isi:
- Diabetes Mellitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemi yang mengalami peningkatan angka prevalensi di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Terapi DM jangka panjang memiliki efek samping sehingga masyarakat mulai melakukan pengobatan tradisional menggunakan tanaman herbal antara lain ekstrak biji rambutan (EBR) yang dipercaya dapat menurunkan glukosa darah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh ekstrak biji rambutan terhadap kadar glukosa darah mencit Swiss Webster jantan yang diinduksi aloksan. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Mencit yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 24 ekor, 20 ekor diinduksi aloksan kemudian dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu EBR dosis 450 mg/kgBB, 300 mg/kgBB, 150 mg/kgBB, kontrol positif diberi CMC 1%, Glibenklamid 0,65 mg/kgBB, dan 4 ekor tidak diinduksi aloksan sebagai kontrol negatif. Glukosa darah diukur pada hari ke-7 setelah pemberian EBR. Data yang diukur adalah kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dan diberi perlakuan EBR menggunakan glukometer. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Tukey HSD, <0,05. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar glukosa darah pada EBR 450 mg/kgBB (26,34%), EBR 300 mg/kgBB (29,92%) dan EBR 150 mg/kgBB (33,70%) yang sangat signifikan dibanding kontrol positif (p=0,000). Pemberian EBR dosis 450, 300, dan 150 mg/kgBB menunjukkan hasil yang tidak signifikan dibanding kelompok glibenklamid (p=0,998; p=0.993; p=0,998). Simpulan bahwa EBR menurunkan kadar glukosa darah mencit yang diinduksi aloksan dan sebanding dengan glibenklamid.