Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa SMP kelas VIII di SMP RSBI ‘X’ Bandung. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui pemahaman yang lebih mendalam berdasarkan aspek-aspek dari kecerdasan emosional siswa. Pemilihan sampel menggunakan keseluruhan populasi sasaran. Penelitian ini dilakukan berdasar atas teori Kecerdasan Emosional oleh Daniel Goleman (1997). Kecerdasan Emosional meliputi kemampuan seseorang untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan kemampuan untuk membina hubungan (kerjasama) dengan orang lain. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang mengacu pada Teori Kecerdasan Emosional oleh Daniel Goleman (1997). Data hasil penelitian diolah dengan menggunakan teknik deskriptif dengan menggunakan metode statistik presentasi Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Spearman dan uji reabilitas dengan menggunakan rumus koefisien reliabilitas split half, 50 dari 60 buah item diterima dengan validitas keseluruhan item berkisar antara 0,315-0,699 dan reliabilitas sebesar 0,778 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 51,51% siswa RSBI kelas VIII di SMP ‘X” Bandung memiliki kecerdasan emosional yang rendah dan sebanyak 48,49% memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Hasil tabulasi silang, pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pola asuh memberikan peran terhadap kecerdasan emosional siswa, sedangkan faktor kecerdasan emosional orangtua tidak berperan terhadap kecerdasan emosional siswa. Berdasarkan penelitian ini, maka peneliti menyarankan pihak pengajar di SMP ‘X’ Bandung untuk dapat lebih banyak memberikan tugas ataupun bentuk belajar yang sifatnya dapat membuat siswa/i bekerja sama dan berhubungan dengan teman. Di samping itu juga bagi pihak sekolah dapat mengalokasikan waktu untuk membuat kegiatan yang dapat membuat eksplorasi siswa dalam sadar akan emosi diri, termotivasi secara akademik, dan juga sekaligus dapat mengembangkan kemampuan sosialnya, seperti outbound. Selain itu, peneliti juga menyarankan sekolah untuk memasukkan materi kecerdasan emosional dalam mata pelajaran bimbingan dan konseling.