Efek Antelmintik Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica granatum L.) Terhadap Ascaris suum Betina Secara In Vitro
Daftar Isi:
- Angka kejadian ascariasis pada anak-anak di Indonesia lebih dari 30%. Penyakit ini dapat mempengaruhi prestasi belajar dan produktivitas seorang anak di sekolah, akan tetapi penggunaan dengan obat sintetik memiliki risiko munculnya efek samping dan reaksi alergi. Sekarang ini masyarakat mulai menggunakan herbal sebagai obat, salah satunya adalah delima. Delima diketahui memiliki banyak manfaat antara lain sebagai antelmintik, antidiare, antimikroba, dan antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai efek antelmintik ekstrak kulit buah delima (EKBD) terhadap Ascaris suum betina secara in vitro. Desain penelitian eksperimental laboratorik sungguhan. Efek antelmintik diuji terhadap 900 Ascaris suum betina secara in vitro yang dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu EKBD 25%, 50%, 75%, kontrol negatif (NaCl 0,9%), dan kontrol positif (mebendazol 0,5%). Masing-masing kelompok menggunakan 30 cacing. Data diperoleh dengan menghitung jumlah cacing hidup, paralisis & mati setelah inkubasi 37 o C selama 3 jam. Data dianalisis menggunakan uji non-parametrik Kruskal-Wallis dengan α = 0,05. Apabila ditemukan perbedaan analisis dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian didapatkan rerata persentase jumlah cacing mati dengan EKBD 25% (39%) dan EKBD 50% (61%) berbeda bermakna terhadap NaCl 0,9% (0%). dan mebendazol 0,5% (100%) dengan p = 0,002. Rerata persentase jumlah cacing mati dengan EKBD 75%(82%) berbeda bermakna terhadap NaCl 0,9% (p = 0,002) namun berbeda tidak bermakna terhadap mebendazol 0,5% (p = 0,180). Simpulan penelitian ekstrak kulit buah delima berefek antelmintik terhadap Ascaris suum betina secara in vitro.