Daftar Isi:
  • Latar belakang Pneumonia masih menempati posisi kedua penyebab kematian di Indonesia. Saat ini, pasien pneumonia di rumah sakit sering terinfeksi bakteri yang resisten terhadap satu atau lebih antibiotik. Infeksi yang disebabkan oleh mikroba yang resisten ini dapat mengakibatkan sakit yang berkepanjangan dan meningkatnya risiko kematian, biaya pengobatan yang makin tinggi dan dapat meningkatkan jumlah orang yang terinfeksi di masyarakat karena meningkatnya jumlah pasien carrier yang terinfeksi bakteri yang resisten. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan pola resistensi bakteri pada penyakit pneumonia di ruangan ICU dan non ICU Rumah Sakit Immanuel Bandung pada tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan metode deskriptif retrospektif dengan bahan penelitian berupa data rekam medis lengkap pasien pneumonia di RS Immanuel tahun 2012 yang akan disajikan dalam bentuk tabel deskriptif dan dilakukan perhitungan secara persentase. Simpulan Jumlah kasus pneumonia di ruangan ICU adalah 49,7% dan di ruangan non ICU 50,3%. Perempuan merupakan jenis kelamin dengan insidensi tertinggi baik di ruangan ICU (53,8%) dan non ICU (52,2%). Insidensi yang tinggi juga didapatkan pada pasien dengan kelompok usia di atas 60 tahun baik di ruangan ICU (61,5%) maupun non ICU (50%). Bakteri yang terisolasi terbanyak di ruang ICU adalah E. coli dengan sensitivitas terhadap Amikacin dan Subactam- Cefoperazon sebesar 87,5% sedangkan pada ruangan non ICU S. pneumoniae merupakan bakteri terbanyak yang diisolasi dengan sensitivitas terhadap Linezolid sebesar 90%.