Daftar Isi:
  • Lalu lintas di kota Bandung perlu mendapatkan perhatian yang khusus. karena banyaknya ruas jalan yang tidak mampu menampung kendaraan yang ada, sehingga mengalami kemacetan.Untuk melakukan manajemen lalu lintas secara terpadu dan terencana, terlebih dahulu perlu diketahui perilaku karakteristik arus lalu lintas pada suatu ruas jalan yang didasari oleh hubungan parameter lalu lintas yaitu, kecepatan, volume dan kerapatan. Hubungan parameter lalu lintas yang berupa kecepatan, volume dan kerapatan dapat dianalisis dengan menggunakan model Greenberg. Penelitian dilakukan untuk jalan perkotaan yaitu pada Jalan Kautamaan Istri berlebar 3,7 m yang merupakan jalan 1 lajur 1 arah dan Jalan Soekarno Hatta, Bandung berlebar 2 x 10 m, merupakan jalan 6 lajur 2 arah terbagi dengan menggunakan data volume lalu lintas dan waktu tempuh hasil survei. Hasil analisis dan hubungan kecepatan, volume dan kerapatan di Jalan Kautamaan Istri dengan menggunakan model Greenberg diperoleh volume maksimum = 629,79 smp/jam, kecepatan pada volume maksimum = 9,15 km/jam, kerapatan pada saat arus maksimum = 68,83 smp/km dan jarak antara 14,5 m. Sedangkan pada Jalan Soekarno Hatta ruas Jalan Gede Bage-Cibiru volume maksimum = 3536,1580 smp/jam kecepatan pada volume maksimum = 13,622 km/jam dan kerapatan pada saat arus maksimum = 259,6 smp/km dan jarak antara 11,56 m Berdasarkan koefisien determinasi (R2) diperoleh bahwa model Greenberg lebih cocok pada Jalan Soekarno Hatta dari pada Jalan Kautamaan Istri.