Pengaruh Proses Pengeringan Terhadap Parameter Kuat Geser Tanah Lanau Tak Jenuh
Daftar Isi:
- Kondisi cuaca di Indonesia saat ini sulit diprediksi. Dalam waktu satu hari dapat terjadi panas yang berkepanjangan kemudian disusul dengan hujan dalam waktu beberapa jam saja. Hal ini disebabkan karena wilayah Indonesia mempunyai iklim tropika yang dipengaruhi oleh angin Barat yang bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang menyebabkan Indonesia mengalami musim penghujan dan angin Timur yang bertiup sekitar bulan April hingga Oktober yang menyebabkan wilayah Indonesia terjadi musim kemarau. Penelitian Tugas Akhir ini bertujuan untuk mengetahui perubahan parameter indeks properti dan parameter kuat geser tanah (c dan φ’) pada kondisi tanah initial/asli, kondisi pengeringan 3 hari, dan kondisi pengeringan 7 hari untuk tanah yang berada pada kedalaman 1 meter dari permukaan. Untuk itu dilakukan pengujian pendahuluan seperti pengujian berat jenis, atterberg limit, dan hidrometer. Pengujian utama yaitu uji geser langsung. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa kesimpulan yaitu, dari pengujian pendahuluan contoh tanah uji merupakan tanah lanau. Pada pengujian indeks properti terjadi perubahan nilai derajat kejenuhan (Sr), angka pori (e), porositas (n), dan berat volume kering (γdry) akibat proses pengeringan. Pada kondisi initial/asli Sr = 80,61%, e = 1,67, n = 62,55%, γdry = 1,01 gr/cm3. Untuk kondisi pengeringan 3 hari Sr = 71,32%, e = 1,78, n = 63,83%, γdry = 0,98 gr/cm3. Sedangkan untuk kondisi pengeringan 7 hari Sr = 42,70%, e = 1,27, n = 55,74%, γdry = 1,20 gr/cm3. Dari pengujian geser langsung untuk tanah kondisi initial/asli, tanah yang mengalami proses pengeringan 3 hari, dan tanah yang mengalami proses pengeringan 7 hari, nilai kohesi (c) makin mengecil dan nilai sudut geser dalam (φ’) makin besar. Persentase kohesi pada kondisi pengeringan 7 hari terhadap kondisi initial menurun 1,699%, sedangkan sudut geser dalam meningkat 31,021%.