Daftar Isi:
  • Kestabilan tanah perlu diperhatikan untuk menjaga keamanan bangunan sipil diatasnya. Karena itu perlu dibuat pengecekan dan perbaikan kondisi tanah, salah satunya dengan cara pengujian kompaksi. Kompaksi adalah proses dimana udara pada pori – pori tanah dikeluarkan dengan cara memberikan energi mekanis (digilas/ditumbuk). Untuk memperbaiki kondisi tanah, dilakukan pengujian pemadatan tanah dengan variasi jumlah pukulan yang berbeda-beda, yaitu 15, 25, 35 dan 55 pukulan/lapis. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji sebanyak 2 jenis dengan masing-masing diambil pada kedalaman 1 dan 6 meter dari permukaan tanah yang diambil dari lingkungan Maranatha. Hasil analisa pengujian dan perhitungan yang sudah dilakukan memperlihatkan bahwa tanah yang diuji merupakan tanah lempung. Jumlah pukulan yang diberikan terhadap tanah uji mempengaruhi nilai γdry maksimum dan w optimum. Semakin banyak jumlah pukulan, maka semakin besar juga γdry maksimum yang didapat. Pada tanah 1, untuk 15,35, dan 55 pukulan γdry maksimum meningkat masing-masing sebesar 3,76 %, 4,032% dan 8,046% dari hasil pengujian pemadatan 25 pukulan (standard proctor). Untuk tanah 2, peningkatan yang terjadi sebesar 2,56%, 5,83%, dan 9,167% untuk masing- masing pukulan terhadap hasil pengujian standard. Sedangkan untuk w optimum yang terjadi adalah sebaliknya. Semakin banyak jumlah pukulan, maka semakin berkurang nilai kadar air optimumnya. Pada tanah 1, untuk 15,35, dan 55 pukulan, terjadi penurunan w optimum masing-masing sebesar 11,83%, 12,554%, dan 22,08% terhadap w optimum pengujian pemadatan 25 pukulan (standard proctor). Untuk tanah 2, penurunan yang terjadi sebesar 15,98%, 9,67%, dan 16,13% untuk masing-masing variasi pukulan terhadap pengujian dengan pukulan standard.