Daftar Isi:
  • Pada dasarnya, kondisi tanah di alam berbeda-beda dan tidaklah selalu baik bagi keperluan (konstruksi) pembangunan tanggul, bendungan tanah, dan dasar jalan. Salah satu cara memperbaiki kondisi tanah kohesif yang kurang baik adalah dengan melakukan pemadatan, pada penelitian ini dilakukan pengujian kompaksi dimana contoh tanah uji diambil dari Lapangan Universitas Kristen Maranatha. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji yang diambil pada titik atau lokasi yang berbeda, tanah uji satu di ambil pada kedalaman 1 m dengan IP 24.86%, ditempat yang berbeda tanah uji dua di ambil pada kedalaman 1 m dengan IP 40.68%, tanah uji tiga diambil pada kedalaman 6 m dengan IP 29.82%, dan tanah uji empat diambil pada kedalaman 5 m dengan IP 29.96%, dan metode yang digunakan adalah kompaksi standar proctor. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi tanah setelah distabilkan dengan kompaksi dengan mengetahui nilai berat volume kering (γd) maksimum dan kadar air (w) optimumnya. Dari hasil analisi pengujian kompaksi standar proctor, didapat hasil sebagai berikut. Pada tanah 1 dengan IP 27.24 % didapat hasil kompaksi γdry maksimum 1.36 gr/cm3 dan w optimum 16%. Pada tanah 2 dengan IP 42.68 % γdry maksimum 1.24 gr/cm3 dan w optimum 22.5 %. Pada tanah 3 dengan IP 31.11 % γdry maksimum 1.2 gr/cm3 dan w optimum 23.3%. Pada tanah 4 dengan IP 33.41 % γdry maksimum 1.305 gr/cm3 dan w optimum 31 %. Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada uji kompaksi standard proctor dapat dinyatakan bahwa semakin besar nilai IP pada tanah uji semakin menurun pula nilai berat volume kering (γdry) maksimum.