Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran Style of Humor pada suami dan istri yang memasuki tahap Middle-Aged In An Empty nest di Lingkungan “X” Gereja “Y” Bandung. Jumlah seluruh responden adalah sebanyak 42 orang. Penelitian ini bersifat deskriptif, data diperoleh dari kuesioner dan wawancara pada suami dan istri yang memasuki tahap Middle-Aged In An Empty nest di Lingkungan “X” Gereja “Y” Bandung. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur mengenai Style of Humor yang telah dikonstruksi berdasarkan teori Martin (2007). Alat ukur mengenai Style of Humor terdiri dari 32 item berdasarkan dari empat style yaitu affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor yang masing-masing memiliki aspek isi dan tujuan. Item-item ini divalidasi dengan menggunakan content validity. Reliabilitas diukur dengan menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil 0,799 untuk Affiliative humor, 0,760 untuk Self-enhancing humor, 0,670 untuk Aggressive humor, dan 0,863 untuk Self-defeating humor. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan semua anggota yang tergabung dalam populasi. Teknik analisis data dilakukan dengan metode distribusi frekuensi. Data mengenai frekuensi dari Style of Humor yang telah diolah di tabulasi silang dengan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti faktor budaya, reinforcement, dan modelling. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dari jumlah populasi responden suami sebanyak 28,57% yang menggunakan Affiliative humor, 23,8% menggunakan Self-enhancing humor dan 23,8% yang menggunakan Affiliative-Self-enhancing humor. Sedangkan dari jumlah populasi responden istri sebanyak 38,09% yang menggunakan Self-enhancing humor, 19,04% menggunakan Affiliative humor, dan 19,04% yang menggunakan Affiliative-Self-enhancing humor. Dari ketiga faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan style of humor, yaitu budaya, reinforcement, dan modelling ternyata faktor yang lebih berperan dalam pembentukan Style of humor pada responden suami adalah faktor budaya dan reinforcement. Sedangkan pada responden istri, faktor yang lebih berperan hanya faktor budaya saja. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan kepada peneliti lain yang akan meneliti topik yang sama, agar dapat menjaring faktor penunjang lain yang lebih spesifik yang dapat mempengaruhi Style of Humor serta meneliti lebih lanjut mengenai kedua faktor pada responden istri.