Daftar Isi:
  • Proses identifikasi sidik jari telah digunakan sejak dulu untuk mengenali identitas seseorang tanpa melihat wajahnya. Hal ini disebabkan sifat pola sidik jari yang dimiliki setiap orang berbeda dengan yang lain, bahkan sepasang saudara kembar memiliki sidik jari yang berbeda. Fakta tersebut membuat sidik jari setiap orang dapat dipakai sebagai ”password” hidup yang unik, tidak dapat dilupakan, tidak dapat hilang (asalkan kulit sidik jari tidak rusak), ditirukan, ataupun dicuri (asalkan ada penerapan live scan). Pengenalan sidik jari dapat dilakukan secara manual dengan melihat letak ”minutia” terhadap posisi “core” yaitu bagian paling tengah dari sidik jari. Dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi, algoritma Back Propagation ditemukan sehingga proses tadi dapat diotomatisasi dengan tujuan meningkatkan akurasi dan mempersingkat waktu yang diperlukan. Ada dua metode yang akan digunakan, yaitu pattern-based dan minutia-based. Objek pengujian yang digunakan berupa cap sidik jari autentik yang dicetakkan secara manual pada kertas kemudian dipindai kedalam berkas digital. Setelah itu, sistem akan mengekstraksi struktur data dari berkas tadi. Pola ini disimpan ke dalam basis data dan selanjutnya dapat digunakan untuk pengenalan sidik jari lain. Ketika pola lain diverifikasi, pola yang tersimpan pada basisdata dicocokkan karakteristiknya agar dapat diketahui persentase kemiripannya.