Daftar Isi:
  • Penelitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Model Kompetensi pada Guru pada SMA “X” di kota Cirebon. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjaring kompetensi apa saja yang harus dimiliki oleh Guru pada SMA “X” di kota Cirebon. Teori yang digunakan adalah teori kompetensi dari Spencer & Spencer (1993). Variabel penelitian ini adalah Model Kompetensi dengan menggunakan Metode Deskriptif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu kuesioner model kompetensi Guru dan wawancara mengenai visi, misi, job description pada Guru SMA “X” di kota Cirebon. Data utama adalah kuesioner berdasarkan frekuensi kemunculan dan tingkat kepentingan, sedangkan data penunjang adalah kuesioner berdasarkan frekuensi kemunculan dan tingkat kepentingan serta wawancara. Kuesioner diberikan kepada 13 orang Guru dan 5 orang Top Performer. Kuesioner kompetensi yang diberikan kepada responden disusun berdasarkan General Competency Model of For Helping and Service Workers (Spencer & Spencer, 1993) ditambah dengan Common Assessment Center Dimension (George C. Thornton III, 2003) yang telah dimodifikasii sesuai dengan visi, misi, dan job description Guru SMA “X” di kota Cirebon, terdiri dari 100 item. Data kuesioner diolah dengan cara melakukan perhitungan rata-rata. Berdasarkan hasil kuesioner berdasarkan frekuensi kemunculan dan tingkat kepentingan, wawancara diperoleh hasil model kompetensi yang terdiri dari kompetensi Creativity, Conceptual Thinking, Customer Service Orientation, Professional Expertise, Teamwork and Cooperation, Planning and Organizing, Flexibility, Initiative, Interpersonal Understanding, Self-Confidence, Other Personal Effectiveness Competencies, Developing Others, Analytical Thinking, Directiveness/Assertiveness, Impact and Influence, dan Self-Control. Peneliti menyarankan sebaiknya pihak sekolah dapat mensosialisasikan kepada seluruh Guru SMA “X” di kota Cirebon mengenai kompetensi-kompetensi yang menjadi tuntutan organisasi, untuk selanjutnya dapat dilakukan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah disesuaikan dengan Model Kompetensi. Peneliti juga mengajukan saran agar mengujikan Model Kompetensi yang telah diperoleh kepada seluruh Guru SMA “X” di kota Cirebon agar diperoleh penghayatan terhadap Model Kompetensi yang ada. Selain itu, peneliti juga menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat menyusun alat ukur kompetensi yang dapat digunakan untuk proses seleksi, training, sistem kompensasi, penempatan dan pengembangan karir, serta performance appraisal bagi Guru yang disesuaikan dengan Model Kompetensi yang diperoleh.