POLA ASUH ORANG TUA TUNGGAL PADA ANAK REMAJA DI DESA TALAGASARI KECAMATAN BALARAJA KABUPATEN TANGERANG
Main Author: | FATIHATURROFI’AH, AFAF |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
https://eprints.untirta.ac.id/9506/1/POLA%20ASUH%20ORANG%20TUA%20TUNGGAL%20PADA%20ANAK%20REMAJA%20DI%20DESA%20TALAGASARI%20KECAMATAN%20BALARAJA%20KABUPATEN%20TANGERANG.pdf https://eprints.untirta.ac.id/9506/ http://fkip.untirta.ac.id/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Pola Asuh Orang Tua Tunggal pada Anak Remaja. Dilatar belakangi keresahan terhadap mudahnya terjadi perceraian di Desa Talagasari yang disebabkan berbagai faktor: ekonomi, perselisihan, perselingkuhan, dan sosial. Perceraian tersebut menyebabkan anak hanya mendapatkan didikan dari salah satu orang tuanya, sehingga yang paling merasakan dampak dari perceraian ini adalah sang anak, terutama ketidakstabilan psikis dan emosional. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua tunggal terhadap anak bisa bersifat otoriter, demokratis dan permisif. Selanjutnya dari ketiga pola tersebut ingin diketahui kecenderungan pola asuh manakah yang diterapkan oleh orang tua tunggal di Desa Talagasari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Guna mendapatkan informasi dengan menggambarkan fakta di lapangan kemudian dianalisis berdasarkan teori sosiologi yang dipadukan dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Hasil penelitian ini yaitu: 1) Pola asuh paling banyak diterapkan orang tua tunggal di Desa Talagasari berupa pola asuh demokratis. Pada keluarga lain juga ditemukan pola asuh campuran, yaitu perpaduan antara pola asuh demokratis dan permisif. 2) Fungsi keluarga pada kedua pola asuh tersebut masih banyak yang berjalan dengan baik sehingga anak menjadi remaja yang tumbuh dengan psikis dan emosional yang cenderung stabil, selalu berperilaku baik, serta mengasihani dan menyayangi orang tuanya. 3) Ada beberapa disfungsi yang terjadi pada keluarga orang tua tunggal setelah perceraian yaitu disfungsi reproduksi, disfungsi pengaturan seksual, disfungsi sosialisasi, dan disfungsi penentuan status, namun tidak berpengaruh buruk pada kehidupan anak remaja.