REPRESENTASI WARIA SEBAGAI FIGUR AYAH DALAM FILM LOVELY MAN KARYA TEDDY SOERIAATMADJA

Main Authors: Pratama, Hendika Sekti, Nursih, Isti, Nurjuman, Husnan
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.untirta.ac.id/546/1/SKRIPSI%20HENDIKA%20S%20PRATAMA%206662101747%20-%20Copy.pdf
http://eprints.untirta.ac.id/546/
http://kom.fisip-untirta.ac.id/
Daftar Isi:
  • Hendika Sekti Pratama. NIM 6662101747/2015. Skripsi. Representasi Waria Sebagai Figur Ayah Dalam Film “Lovely Man” Karya Teddy Soeriaatmadja. Isti Nursih, M.I.kom; Husnan Nurjuman, M.Si. Penelitian ini didasari oleh anggapan masyarakat heteroseksual bahwa laki-laki haruslah maskulin dengan ciri laki-laki haruslah gagah, kuat dan mandiri sehingga laki-laki yang tidak dapat menunjukan kemaskulinan tersebut (feminis) akan dianggap abnormal oleh masyarakat heterogen. Film lovely man mengambarkan bagaimana figur laki – laki yang memiliki karakter feminis atau biasa disebut waria hidup ditengah-tengah terpaan hegemoni masyarakat heteroseksual. Dimana masyarakat hetero mendiskriminasikan kaum waria baik secara verbal maupun non verbal. Melihat fenomena yang terjadi di Indonesia terhadap waria. Maka, film lovely man menjadi perwakilan tentang kehidupan waria dimasyarakat. Dengan menggunakan analisis Charles Sanders Pierce mengenai tanda menunjukan bahwa waria dalam film lovely man mendapatkan perlakuan diskriminatif dari masyarakat meskipun waria tersebut memiliki keluarga, figur ayah yang dibangun dalam film Lovely Man, direpresentasikan dengan melakukan pemisahan dikotomis antara laki-laki dan perempuan dengan melekatkan sifat dan perilaku tertentu yang seharusnya mereka lakukan. Lebih jauh film ini juga merepresentasikan bagaimana transgender, sebagai gender non-normatif, menjalani kehidupan yang akrab dengan dunia malam serta bagaimana identitas mereka ditolak masyarakat. film ini juga mencoba untuk keluar dari nilai-nilai heteronormatif. Bagaimana seorang transgender bisa memiliki pasangan dan anak seperti pasangan heteroseksual pada umumnya dan jika dilihat secara ideologis ataupun kepentingan, film ini memperjuangkan gagasan mengenai kesetaraan gender. Kata kunci : Representasi, Heteroseksual, keluarga, waria, Patriarki