ANALISIS PEMERATAAN PELAYANAN KESEHATAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN METODE SETTLEMENT FUNCTION ANALYSIS
Daftar Isi:
- Yulinda Sari Latifah, 6661091676, Skripsi, 2014, Analisis Pemerataan Pelayanan Kesehatan dengan Metode Settlement Function Analysis di Kabupaten Tangerang, Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I: Yeni Widyastuti, S.Sos., M.Si., Pembimbing II: Arenawati, S.Sos., M.Si. Kata kunci: Kesehatan, Pelayanan Publik dan Pemerataan Pembangunan merupakan wujud nyata dari suatu pelayanan publik yang dilaksanakan oleh pemerintah. Pelayanan kesehatan sebagai bagian dari pelayanan jasa publik ketersediaannya harus lebih memperhatikan pada aspek pemerataan sesuai dengan amanat konstitusi. Ketersediaan pusat layanan kesehatan yang belum menjangkau seluruh wilayah pelayanan, menyebabkan adanya ketidakmerataan dan kesenjangan sosial di Kabupaten Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemerataan pelayanan kesehatan di Kabupaten Tangerang dengan Metode Settlement Function Analysis. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, dengan menggunakan analisis data sekunder, sehingga sumber data utama yang digunakan berupa data sekunder, selanjutnya dilakukan wawancara sebagai konfirmasi kepada beberapa narasumber, yaitu Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Tangerang, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan BAPPEDA Kabupaten Tangerang, dan Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan Pemerintah Dinkes Kabupaten Tangerang. Hasil penelitian mengenai Analisis Pemerataan Pelayanan Kesehatan dengan Metode SFA adalah belum sepenuhnya terlayani dikarenakan ketersediaan pelayanan kesehatan belum tersebar secara merata. Saran agar para pemangku kebijakan untuk lebih memperhatikan wilayah-wilayah yang menurut hasil perhitungan rendah dengan mengalokasikan anggaran berikutnya untuk keperluan pembangunan infrastruktur kesehatan serta lebih meningkatkan pada upaya pelayanan kesehatan yang bersifat preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan) seperti mengoptimalkan kegiatan penyuluhan akan pentingnya mencegah penyakit yang akan datang, tanpa mengesampingkan upaya kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan).